Mudik Kreatif Dengan Menggunakan Gadget

Mudik! Macet! Kesel! Galau! Ya, gimana tidak kesal dan galau kalau perjalanan mudik yang kita bayangkan menyenangkan malah terjebak ruwetnya kemacetan. Orang dewasa saja kesel, apalagi anak-anak tentunya tidak mau mengerti karena inginnya cepat sampai tujuan.


Suasana kemacetan saat mudik lebaran

Sampai saat sekarang, kemacetan ketika mudik dari tahun ke tahun seolah-olah menjadi hal yang lumrah. Bagaimana tidak macet, pertumbuhan angka produksi kendaraan bermotor di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Data BPS (Biro Pusat Statistik)[1] menunjukan bahwa jumlah produksi kendaraan bermotor di Indonesia rata-rata naik 11,08% per tahun. Hal ini tidak sebanding dengan pembangunan dan perluasan akses jalan yang di bangun setiap tahunnya.

Tentunya mudik menjadi masalah dilematis, mudik lebaran yang seharusnya bisa kita nikmati sebagai momen kebersamaan keluarga malah berubah menjadi kondisi menjemukan. Kondisi ini pula yang keluarga saya alami setiap tahunnya ketika mudik ke Cirebon. Bayangkan jarak tempuh 135 km dari Bandung-Cirebon yang biasanya hanya ditempuh sekitar 5-6 jam, ketika mudik membutuhkan waktu sampai 10-11 jam.  

Untuk menyiasati kondisi kemacetan ini, kami merencanakan aktivitas mudik yang berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kami memiliki ide untuk memanfaatkan suasana kemacetan mudik menjadi acara eduwisata plus perlombaan. Tentunya hal ini akan menarik bagi anak-anak, karena dunia anak pada dasarnya adalah dunia bermain[2]. Ketika anak-anak bermain, waktu seolah-olah menjadi pendek karena fokus sang anak teralihkan kepada kegiatan. Di samping menyegarkan suasana, kegiatan ini menjalin kehangatan keluarga secara psikologis.

Untuk melancarkan kegiatan ini, kami memerlukan sebuah gadget yang memenuhi kriteria. Disamping mudah digunakan anak-anak, features multimedia lengkap, internet connectivity bagus, memiliki slot eksternal memory, juga gadget tersebut berfungsi baik sebagai kamera.

Akhirnya setelah berdiskusi dengan sang istri tercinta, acara mudik keluarga kali ini dibagi menjadi beberapa kegiatan, diantaranya :
1.      Bercerita (Story Telling)
2.      Lomba Foto
3.      Tebak Lagu(Quiz)

Perjalanan mudik pun dimulai. Seperti yang kami duga sebelumnya, kemacetan tidak terhindari. Perjalanan dari kota Bandung mulai tersendat di daerah Ujung Berung-Sumedang. Kami mulai melaksanakan acara, anak-anak pun sudah mengetahui rencana ini, karena sebelum berangkat, kami mengadakan briefing dan pengarahan terlebih dahulu. Agar lebih menantang, saya dan istri berjanji akan memberikan hadiah bagi pemenang dengan nilai skor terbaik. Alhamdulillah, mereka cukup antusias dan menanti dimulainya acara ini.

Perlombaan pertama adalah lomba bercerita (Story Telling), kedua anak kami ditugaskan untuk mencari satu cerita yang paling menarik dari internet, kemudian mereka harus menceritakannya di hadapan kami semua. Waktu bergulir, kedua anak kami mulai sibuk mencari cerita menarik. Setelah berjibaku selama 30 menit, saatnya kedua buah hati kami mulai bercerita bak pendongeng terkenal. Anak pertama kami menceritakan tentang kisah sepatu jelek, sedangkan anak kedua kami menceritakan tentang kisah sang pembawa air.

Acara pertama selesai, kedua anak kami pun rehat sambil bersenda gurau, nampaknya mereka menikmati perlombaan pertama dan menanti acara berikutnya. Perjalanan mudik pun berlanjut, setelah mobil kami merayap di tengah kemacetan pemudik yang berjubel, sampailah kami di daerah Sumedang. Acara kedua pun di gelar. Kali ini, kedua anak kami ditugaskan untuk memotret pemandangan alam di daerah Sumedang, foto terbaik akan mendapat skor yang tinggi.

Sesekali kami berhenti di pinggir jalan, sesuai keinginan anak kami untuk memotret beberapa view pemandangan yang menurutnya bagus. Jpret!! Jpret!!  Bak fotografer profesional, anak-anak mulai memotret menggunakan gadget. Anak-anak terlihat menikmati kegiatan ini. Gunung dan hamparan sawah nampaknya menjadi target utama mereka.

Foto pegunungan di Sumedang Utara,
di shoot dari pinggir Jalan Prabu Gajah Agung



Keindahan panorama pegunungan dan hamparan sawah,
di shoot dari pinggir Jalan Raya Bandung-Sumedang

Foto Sungai Cipeles

Setelah selesai memfoto, kami pun mulai membahas foto hasil jepretan anak-anak. Mereka memberikan alasan kenapa memotret pegunungan, sawah, dan sungai. Alasannya pun bermacam-macam, tapi cukup unik sehingga membuat kami semua tertawa.

Masjid Nyalindung di Jalan Sumedang - Kadipaten

Akhirnya kami sampai di daerah antara Sumedang-Kadipaten. Kami pun rehat sejenak untuk  makan dan melaksanakan shalat berjama’ah di Masjid Nyalindung. Perjalanan mudik pun berlanjut. Di tengah perjalanan, kami memulai acara selanjutnya.  Dipandu sang istri, anak-anak harus menjawab judul lagu yang diputar dari gadget.

Acara pun dimulai, satu per satu lagu di putar. Anak-anak pun tak sabar untuk segera menjawab karena tak mau kalah dengan yang lainnya. Suasana dalam mobil pun menjadi riuh dengan sesekali gelak ketawa yang menghiasi wajah-wajah kami.

Tanpa terasa perjalanan mudik kali ini telah sampai di perbatasan Kabupaten Cirebon. Hanya sekitar 20 km lagi kami akan sampai di kota tujuan. Perjalanan mudik kali ini memang luar biasa dan sangat berkesan.


Tugu perbatasan antara Kabupaten Majalengka
dan Kabupaten Cirebon

Anak-anak mulai tertidur sembari mengunakan earphone ditemani senandung nasyid islami. Secercah senyum kebahagiaan kami sebagai orangtua karena bisa membawa suasana menjemukan menjadi suasana penuh arti , sangat menyenangkan dan berkesan.

Galau pas mudik lebaran? Gak lagi la yaw.

***

Note :


[1] http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&id_subyek=17&notab=12
[2]  Diane E. Papalia,  Human Development , McGraw-Hill, 1995.

Komentar